Monday, July 30, 2007

Sekolah jaman sekarang

Assalamuallaikum.Wr.Wb

Ada-ada saja memang sekolah dijaman sekarang ini! Tetapi mudah-mudahan "kasus" ini tidak terjadi disekolah atau minimal dikota lain.

Kasus #1, ....» read more...akhir tahun ajaran kemarin ada kabar yang terdengar bahwa suatu sekolah memberikan hadiah berupa uang (dalam orde juta rupiah) kepada murid yang mendapat ranking dikelasnya (kalau tidak salah, hadiah itu diberikan secara proposional dari ranking #1 sampai dengan #10). Mendapat hadiah ketika menjadi ranking kelas memang bukan sesuatu yang baru atau tabu, aku sendiri bahkan sempat mendapatkan salah satu hadiah tersebut. Lalu mengapa aku harus repot-repot memikirkan menanggapi kasus ini ? Bukan, bukan masalah hadiah yang aku permasalahkan disini, tapi object (apa subject ya ? hehe) dari hadiah itu sendiri. Hadiah itu didapat dari ibuku dan BUKAN berupa uang. UANG ?! phew. Aku dibesarkan dalam suatu keluarga yang selalu berusaha menanamkan kepada mencekoki anak-anaknya (ketika mereka masih kecil) dengan kata-kata : "Tonk nyeunyeupeungan artos, masih alit. Artos teh kotor, seueur kumanan" (Jangan memegang-megang uang, masih kecil. Uang itu kotor dan berkuman). Sampai saat ini aku kurang begitu jelas dengan arti kalimat tersebut (apa memang kotor dan berkuman yang bisa membawa penyakit untuk anak kecil, atau anak kecil dengan uang di tangan bisa mengundang kejahatan / penculikan / perampasan, atau bahkan mungkin kedua orangtua ku sedang membutuhkan uang jadi uang yang kupegang lebih baik untuk mereka saja, aku tak tahu). Waduh, kenapa jadi kemana-mana ya tulisan ini ? Yang jelas aku kurang setuju dengan "reward" berupa uang yang diberikan kepada pelajar (yang notabene masih bisa disebut anak kecil) didalam suatu lingkungan pendidikan yang harusnya bisa lepas dari gangguan materi, dalam hal ini ya uang itu. Mungkin (atau hampir pasti ada yang bertanya"" Apa sih yang ditakutkan ?". Yang aku takutkan disini adalah suatu saat akan keluar kata-kata dari mulut seorang siswa SD "Aku harus pintar biar jadi kaya". GUBRAAAKK (*pingsan*).
.............
Kasus #2. Dikota ini ternyata dikenal dengan namanya "program akselerasi (PA)" untuk para pelajar. Hmmm makhluk apa lagi tuh ?. PA adalah suatu program yang diterapkan pada suatu sekolah dengan tujuan agar jangka waktu yang harus ditempuh bisa dipersingkat. Misalkan, untuk melalui tahap belajar di tingkat SMP, seorang pelajar harus menempuh waktu 3 tahun untuk lulus. Nah dengan PA ini, nantinya seorang pelajar bisa lulus SMP hanya dengan waktu 2 tahun. Menarik bukan ? tentu saja PA ini menarik. TAPI, tentu saja ada hal-hal yang harus dikorbankan, hal-hal yang tidak normal menurutku. Pelajar tersebut harus sanggup menempuh jam pelajaran yang (sekali lagi) menurutku tidak normal, gila-gilaan. Sehari mungkin mereka harus berkutat selama lebih dari 11 jam dengan pelajaran, belum lagi hari minggu dan juga hari libur yang juga harus ditempuh dengan belajar. Aku masih coba untuk diam di "gray area" antara setuju dan tidak setuju.

Setuju, mungkin dengan PA itu, beban orangtua akan berkurang satu tahun. Setuju, mungkin dengan PA itu, nantinya akan banyak sarjana-sarjana muda (muda dalam arti sesungguhnya, dalam arti umur) indonesia yang pintar dan cerdas, yang tentunya akan sangat menolong bangsa ini. Setuju, mungkin dengan PA, segala macam bentuk kejahatan / maksiat / hal negatif yang dilakukan oleh para pelajar bisa berkurang karena mereka semua sibuk dengan pelajaran.

Tidak setuju, apa hanya untuk mengurangi beban para orangtua, mereka harus mengorbankan masa muda mereka ? (mengapa tidak digalakan program beasiswa saja?). Tidak setuju, dengan program 3 tahun saja banyak pelajar yang keteteran dalam ujian akhir nasional mereka, apalagi dengan program 2 tahun?. Tidak setuju, probabilitas menurunnya kualitas para pelajar akan naik, karena akan semakin populernya paradigma dikalangan pelajar dan sekolah "pokoknya cepet lulus dech!".

..............

Akhir kata, ketika mengetikkan huruf-huruf diatas, aku berusaha untuk tidak menjatuhkan putusan baik atau buruk untuk kasus tersebut, aku berusaha untuk diam ditengah-tengah, karena yakin, semuanya berbalik pada pendapat masing-masing dan kebiasaan yang dijadikan biasa (hehehe)

Wassalamuallaikum.Wr.Wb
heru yang lagi minum kopi dan merokok.....

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home