Friday, June 08, 2007

Brain Fog dan Multitasked


Ancaman lainnya adalah munculnya gejala kabut otak (Brain Fog) akibat terlalu sering melakukan pekerjaan secara bersamaan (multitasking). Misalnya mengetik di komputer sambil bicara di telepon, sementara satu tangan lainnya mencari-cari kunci mobil. Wooo...

Brain Fog bisa berakibat kepikunan, sering salah memanggil nama orang, dan lupa di mana letak benda yang sebenarnya sedang di genggaman.

(detik Senin , 02/04/2007 08:40 WIB)
selengkapnya...

Assalamuallaikum.Wr.Wb
Sedang iseng-iseng browsing, ketemu dengan berita di atas (kalau dilihat tanggalnya sih udah lumayan lama).

Ironis memang, di saat para produsen berlomba-lomba dengan membuat produk yang multicore, multiprocessor, multitasking, multithreading dan segala multi lainnya, ditambah dengan para konsumennya juga yang terus berlomba mengupgrade barang agar sejalan dengan teknologi yang paling baru, “faster and multitasked is better” ternyata tidak dapat diterapkan pada manusia. Padahal, masyarakat (termasuk saya) telah dijejali dengan paradigma yang mengatakan bahwa pekerja (aka kuli) akan semakin dihargai oleh atasan mereka (aka penjajah kebebasan) bila para pekerja bekerja cepat dan dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu waktu. “Pikun ?!” hih menakutkan juga. Tak tahu dengan kalian semua, tapi saya lebih memilih kerja santai saja dibanding lupa jalan pulang……(*mode malas*).

Sekalian saja mumpung lagi nyinggung komputer yang serba cepat. Dulu ramai dibicarakan para pejabat tinggi negara kita akan difasilitasi dengan laptop seharga (kalo engga salah) 20juta rupiah. 20JUTA ?! you damn right !. EDAN !! sagancang naon eta laptop ?! Pastinya para pejabat itu adalah sekumpulan nerd programmer, hacker dan cracker akut, para peneliti yang sedang melakukan penghitungan dalam orde sejuta, pengedit film kartun atau action, atau mungkin juga game freaks!. Karena setahu saya, hanya merakalah (sorry kalo ada yg kelewat) yang membutuhkan komputer sangat-sangat cepat dengan fasilitas lengkap. Jujur saja, saya (dan mungkin juga masyarakat) tidak akan mencak-mencak dan geleng kepala mendengar kabar itu, JIKA saja laptop itu dibeli dengan uang mereka sendiri. Peduli amat !, toh itu kan uang mereka sendiri, lain soal bila laptop itu mereka dapat dari yang sering disebut “uang rakyat”.

Tapi untungnya niat tersebut diurungkan (gak tahu, apa karena memang sadar dengan kapabilitas atau kemampuan dan kebutuhan mereka, atau karena terlalu terlalu banyak suara protes disekeliling mereka). Salut buat mereka !

Wassalamuallaikum.Wr.Wb
heru, yang lagi nyantai...

Labels:

Monday, June 04, 2007

hatur nuhun Mah...

Assalamuallaikum.Wr.Wb

"Melak cabe tangtu jadi cabe, melak pare tangtu jadi pare"

Menanam cabai berbuah cabai, menanam padi berbuah padi. Begitulah kira-kira kalau boleh aku terjemahkan kalimat yang acapkali diucapkan oleh ibuku. Walau terdengar sangat sederhana dan klise, kalimat itu, Insya Allah tetap akan aku pegang dan percaya sampai kapanpun. Bersabarlah, aku yakin itulah yang ingin disampaikan oleh ibu kepadaku.

Once again, thanks Mah, for giving me such simple words. It saved me couple times when i`m about to blow out.

heru,....

Labels: